Hate Myself and All of Everything


#CelotehRasa I Hate Myself and All of Everything


“Jika kehidupan adalah suatu teks yang berirama, aku hidup pada bait ketiga dimana tak banyak orang yang bisa membacanya. Mereka hanya menerka tanpa tau apa aku sebenarnya.”

- Nom de Plume -


Hate Myself and All of Everything - Bahkan, tak ada satupun di muka bumi, seorang manusia yang lolos dari rasa kecewa maupun terluka. Namun, jika kalian merasakan hal yang serupa. Apa yang mungkin akan kalian lakukan? Berteriak sekencang nya? Memaki? Menangis semalaman? Atau pasrah dan membiarkan semua nya berlalu dan membekas luka?

Namanya juga hidup. Kadang menantang, kadang melempar, kadang juga menampar. Begitu celoteh salah satu teman di media sosial twitter.

Kecewa? Marah? Benci? Merasa di khianati?

Kalian pasti pernah berada dalam fase ini. Perasaan yang sangat penuh emosi dan umpatan-umpatan sakit hati. Namun, apakah semua rasa kecewa dan terluka akan kita bina dalam hati? Atau akan terus kita pupuk sampai mati? Depend on you guys!

Lantas, siapa yang harus di salahkan atas rasa kecewa yang kita terima. Keadaan? Waktu? Atau Masa Lalu?

Entahlah, rasa benci maupun suka pada seseorang kadang timbul tanpa alasan. Hanya karena merasa nyaman, maka kita akan suka pada orang tersebut. Begitu juga jika terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan dan membuat kita risih. Maka kita akan berbalik marah atau enggan mendekat pada orang tersebut.

Celoteh rasa lainnya : How Stop The Time


Kalau di ingat-ingat, begitu banyak rasa kecewa yang menghampiri hidup saya semenjak memasuki usia ABG hingga sekarang. Rasa kecewa nya pun NANO-NANO. Dalam berbagai konteks hubungan pertemanan, asmara, keluarga juga karir.

Rasa kecewa yang datang dari orang yang sama, berulang. Rasa nya begitu dalam dan sangat perih. Hingga kadang membuat saya meneteskan bulir panas dari pelupuk mata tanpa sadar. *Ya, saya memang tak setegar yang kalian kira dalam waktu tak terduga!

Tuhan memang maha “Membolak-balikkan Hati”!

Rasa marah, benci, suka maupun dendam pada orang lain bisa berubah seketika Tuhan mengatakan ‘Kun, Fayakun”.

Namun untuk saat ini, saya tidak berani berkata “IYA” pun “TIDAK” untuk memaafkan dan merelakan . Kita lihat saja nanti, meskipun kata “NANTI” berarti tidak akan pernah! *tapi saya memang belum bisa!

Karena butuh waktu untuk memaafkan, dan butuh waktu selamanya untuk melupakan!

Saya akui, saya memang egois dan keras kepala. Salah satu penyebab yang kadang saya sendiri tidak tahu mengapa. Mungkin karena tidak banyak pilihan atau keadaan terlampau melelahkan.

Kita, hanya bisa menunggu hidayah nya. Berharap kita menjadi manusia terpilih yang di ampuni dan segera di maafkan.

Seorang sahabat yang sangat mengerti bahkan tahu dengan jelas tentang hitam putih hidup saya menasehati, dengan segala ketulusan dan iba dalam hatinya. “KAMU HARUS KUAT, SEMUA PASTI INDAH PADA WAKTUNYA. DEMI TIGA ANAK KECIL YANG KAMU SEBUT ADIK”.

See you on #CelotehRasa beikutnya ya 😚 *maaf, lagi labil* 😒

9 comments:

  1. Tetap semangat ya Mbak Elok..masalah membuat kita makin bisa memilah benar dan salah. Salam kenal yaaa:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga mbak. Makasih semangat nya ya ^^

      Delete
  2. memang susah banget menghilangkan rasa benci, tp benar... kebencian yang dipupuk terus menerus hanya merugikan diri sendiri, sementara org yg kita benci hepi2 aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, eneg banget liat orang yang kita benci malah merasa gak berdosa dan hepi-hepi aja. Makasih udah mampir ya mbak ^^

      Delete
  3. Karena kita tak pernah tahu hidup membawa kita jungkir-balik dalam berbagai perasaan. Entah itu marah atau senang, kita masih bisa memilih. Untuk bangkit saat terjatuh misalnya. Separah apapun kehidupan membenturkan keaadan.

    Whoaaaa...


    Yuk ah keep moving!

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih support nya, yuk kita keep moving ah :))

      Delete
  4. Kalau ketemu orang model begini biasanya saya menjauh sejauh mungkin, supaya lebih bisa ikhlas memaafkan.
    Semangka..

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mbak, sedia payung sebelum hujan. Mumpung emosi belum melebur. Mending menjauh sejauh-jauh deh ya :|

      Delete
  5. Rasa sakit, rasa luka, kecewa, marah dan rasa terkhianati biarlah waktu yang mampu mengobatinya. Apapun itu, harapan itu harus slalu ada di hati kita, karena itu mampu menguatkan kita 😃

    ReplyDelete

Halo, terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak menyertakan link hidup, kegiatan promosi maupun spam. Hit me up on : heizyi.business@gmail.com for partnership, ask something important and urgent 😊 Then, Salam kenal semua, jangan segan meninggalkan jejak komentar ya. Enjoy your reading, guys 💙

Powered by Blogger.