"El, coba lihat. Ibuk dapat undian nih. Wah, lumayan banyak. Kebetulan lagi pengen renov ruang tamu."
"Undian apa, sih buk? Emang Ibuk pernah ikut begituan?"
"Eh, iya ya?" (kemudian mikir tapi masih mengamati pesan yang diterima. "Enggak, sih." lanjutnya
"Udah jangan percaya SMS semacam itu. Palingan cuma penipuan. Biarin aja nggak usah digubris." kataku menegaskan.
"Tapi kamu cek dulu. Siapa tahu beneran? Tuh, profil WA nya ada logonya. Terus, emang bener nomor rekening nya ibuk."
"Lah, tadi katanya SMS, kok sekarang malah jadi WA?"
"Iya, ibuk dapat dua, di SMS sama WA. Nomornya sama, lho El, jangan-jangan ini beneran rejeki buat kita."
"Duh,bukan buk. Percaya, deh. Ini modus baru. Biasanya mereka dapat nomor rekening calon korban dengan cara ilegal. Selanjutnya pasti bakal dimintai kode OTP."
'Terus ini gimana?"
"Ya, udah. Biarin saja. Nggak usah ditanggepin. Kalau ditanggepin bisa-bisa saldo rekening Ibuk habis, lho."
Tapi karena otak dan uang memiliki korelasi yang sangat erat. Ibuku masih tetap ngeyel bahwa katanya, siapa tahu itu memang rezeki dari langit. Padahal sudah aku jelaskan modus kejahatan siber yang kini sedang trend tuh semacam ini. Pura-pura mengirim pesan undian untuk menggali informasi data perbankan pribadi, kemudian digunakan untuk menarik atau memindahkan saldo ke rekening lain. Yups, Skimming.
Skimming adalah jenis cyber crime yang tujuan utamanya adalah menarik dana dari rekening korban. Hal ini biasanya terjadi jika calon korban mengaktifkan internet banking, mobile banking atau layanan digital keuangan lainnya yang terhubung dengan rekening bank.
Skimming juga bisa terjadi melalui transaksi online, lho. Pelaku akan meretas data calon korban dengan memanfaatkan Wi-Fi publik untuk kemudian dimainkan psikologinya agar memperoleh berbagai macam data yang dibutuhkah.
Supaya terhindar dari kejahatan skimming, sebaiknya selalu gunakan jaringan internet prbibadi ketika hendak melakukan transaksi online, ya guys. Yang paling penting, aktifkan autentifikasi dua faktor untuk keamanan ganda.
Ngomongin soal skimming, hal seperti yang dialami oleh ibuku ternyata tidak hanya sekali dua kali, melainkan sudah sering terjadi. Bahkan paling parah sudah sampai tahap menerima kode OTP. Untung saja beliau cepat sadar dan memberitahukannya padaku dengan panik. Mungkin karena terlalu sering melakukan belanja secara online sehingga peristiwa seperti ini sangat lumrah terjadi.
Menurut, Warrent Buffet, kejahatan siber merupakan masalah nomor satu umat manusia. Bagaimana tidak? Selain merugikan secara ekonomi, kejahatan dunia maya ini juga mamnfaatkan psikologi manusia demi keberhasilannya. Tidak hanya perorangan, korbannya pun bisa institusi besar seperti perusahaan ternama dan sebuah negara. Layaknya kebocoran data yang dialami Republik Indonesia oleh hacker Bjorka baru-baru ini 😲
Pada tahun 2012 saja, McAfee mencatat kerugian dari penipuan credit and debit card di Amerika Serikat senilai $1,5 miliar. Pada 2014, McAfee juga menerima laporan kerugian ekonomi global sebesar $455 miliar. Lalu pada tahun 2020, diketahui bahwa kejahatan siber telah terintegrasi dengan badan-badan kejahatan online di seluruh dunia secara terorganinisir. Mengerikan, sekali ya?
Maka dari itu, agar terhindar dari kejahatan siber perbankan, setiap orang perlu memahami apa itu cyber crime, cara mencegahnya, solusi jika terkena penipuan online serta trik yang harus dilakukan jika"terpaksa" mengalami kejadian seperti ibuku.
APA YANG DIMAKSUD KEJAHATAN SIBER?
Kejahatan siber atau cyber crime adalah tindak kejahatan yang bermodalkan komputer dan jaringan. Karena tindakannya terjadi melalui jaringan alias online, maka kebanyakan korbannya adalah yang sering memanfaatkan atau berinteraksi menggunakan internet.
Pada ranah perbankan, cyber crime mengacu pada pencucian uang, pembobolan rekening, skimming, OTP Fraud, donasi, penipuan online dan berbagai modus lainnya.
Di Indonesia sendiri, tingkat kejahatan siber semakin tinggi seiring perkembangan teknologi dan komunikasi.
Agar masyarakat tetap nyaman selama berselancar di dunia maya dan dapat memanfaatkan teknologi dengan maksimal, maka pemerintah Indonesia menetapkan UU Kejahatan Siber yang tertuang dalam:
- Pasal 27 ayat 2 ITE tentang Perjudian
- Pasal 27 ayat (4) UU ITE tentang Pemerasan dan/atau Pengancaman
- Pasal 30 UU ITE tentang Akses Ilegal
- Pasal 31 UU 19 Tahun 2016 tentang Penyadapan Ilegal Terhadap Informasi atau Dokumen Elektronik dan Sistem Elektronik
- Pasal 34 UU ITE tentang Memfasilitasi Perbuatan yang Dilarang
Meski landasan hukum tersebut telah ditetapkan sebagai konvensi of cyber crime, tetap dibutuhkan kerja sama dari masyarakat terutama nasabah perbankan supaya terhindar dari praktik skimming.
Sebab selain skimming, bentuk kejahatan siber di indonesia seperti OTP Fraud, juga masih kerap terjadi terutama di kalangan penikmat layanan digital banking.
MACAM-MACAM CYBER CRIME YANG SERING DITEMUI
Sebelum membahas cara mencegah cyber crime di Indonesia, ada baiknya terlebih dahulu mengenal jenis jenis cyber crime, diantaranya:
- Pengelabuan atau Phising. Sebuah tindak kriminal yang dilakukan dengan cara mengelabui calon korban menggunakan media sosial kemudian mengirim link palsu, situs bodong dan lainnya.
- Penipuan Kartu Kredit atau Carding. Merupakan kejahatan siber yang memanfaatkan kartu kredit orang lain untuk berbelanja setelah mendapatkan nomor credit card si korban.
- Serangan Perangkat Pemeras atau Ransomware, yaitu jenis cyber crime yang memanfaatkan perangkat komputer dan jaringan dengan cara mengirim malware kepada calon korban untuk kemudian mendapat tebusan sejumlah tertentu jika ingin data yang disand*ra segera dibebaskan.
- Penipuan Online. Nah, kejahatan semacam ini biasanya berkedok pinjol dengan memanfaatkan kelemahan seseorang untuk dicu*i data maupun informasi pribadi terkait akun bank.
- SIM Swap. Modus ini biasanya digunakan untuk meretas akun perbankan seseorang dengan cara mengambil alih nomor telepon yang terhubung dengan rekening bank
- Skimming. Seperti yang sudah aku jelaskan sebelumnya. Tindak kejahatan siber jenis skimming adalah yang paling populer sebab biasanya, calon korban akan diarahkan untuk melakukan sejumlah transaksi via ATM ataupun online untuk dikuras saldo rekeningnya
- OTP Fraud. Mirip dengan skimming, OTP Fraud cenderung lebih rumit karena proses final terletak pada one time password yang terkirim ke nomor hp. Jika kode OTP diserahkan pada pelaku, maka habislah semua isi tabungan. Oleh sebab itu, jika mendapat pesan, panggilan atau ajakan untuk memasukkan kode OTP sedangkan kamu merasa tidak melakukan aktifitas perbankan, maka abaikan saja dan jangan berikan kode OTP pada siapa pun!
- Pemalsuan Data yang maksud tuh seperti kesengajaan yang sangat merugikan. Misalnya seolah-olah salah ketik pada dokumen penting yang ada di internet. Alhasil, beberapa pihak yang sengaja akan diuntungkan
- Konten Ilegal. Kalau konten ilegah aku rasa semua pasti tahu, ya. Semacam po*nografi gitu, hinaan, celaan atau ujaran kebencian dan lainnya.
- Tero*isme. That's the poin. Tidak hanya merugikan secara personal. Tindakan tero*isme sudah pasti sangat merugikan negara dan kedaulatan lainnya. Sehingga termasuk dalam contoh cyber crime yang paling sering terjadi
- Pengintaian atau memata-matai adalah salah satu jenis kejahatan cyber yang diatur dalam Undang-Undang karena dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi pihak lain. Contohnya, menguntit dan sebagainya.
- HAKI. Ini dia yang beberapa bulan lalu ramai jadi perbincangan warganet Indonesia. Masih ingat dengan Citayam Fashion Week yang akan diakuisisi oleh Baim Wong? Yups, tindakan semacam itu bisa disebut melanggar Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) orang lain. Contohnya menjiplak situs orang lain, meniru produk secara detail maupun mengatasnamakan karya orang lain menjadi milik pribadi.
BAGAIMANA CARA MENCEGAH CYBER CRIME TANPA BERURUSAN DENGAN POLISI
Jika melihat kasus yang dialami oleh ibuku atau pengguna digital baking lainnya, cara mencegah cyber crime di Indonesia tuh sebenarnya mudah. Cukup menjadi Nasabah Bijak, kita pun bisa melindungi diri sendiri maupun orang lain dari kejahatan siber yang sangat bervariasi.
Bagaimana caranya? dengan menjadi Nasabah Bijak!
Nasabah bijak adalah pelanggan layanan perbankan yang peka terhadap kesehatan, keamanan serta pertumbuhan keuangan agar terhindar dari kejahatan cyber yang semakin merajalela.
Sebagai agen perubahan, nasabah bijak tentu harus waspada terhadap berbagai informasi yang masuk agar tidak terpengaruh ke dalam hal-hal yang bersifat negatif, like berita hoaks misalnya.
Untuk itu, guna memerangi kejahatan siber, nasabah bijak dapat ikut berperan aktif dengan cara:
- Bijak dalam memilih informasi terutama yang berhubungan dengan masalah finansial
- Bijak dalam menggunakan media sosial
- Mau belajar seputar literasi keuangan
- Paham bertransaksi digital dengan baik dan benar
- Hindari penyedia layanakan perbankan yang tidak resmi apalagi belum terverifikasi oleh OJK
- Langsung menghubungi lembaga keuangan resmi seperti Bank BRI agar tidak menjadi santapan segar para pelaku Soceng.
- Menggunakan atau instal software asli, bukan bajakan
- Menggunakan gadget dan koneksi pribadi untuk kepentingan finansial
- Rutin update software
- Rutin ganti password perbankan secara berkala
- Rajin cek mutasi kartu kredit maupun debit
- Gunakan PIN dan password yang unik
- Aktifkan enskripsi dua faktor
- Jangan pernah sharing PIN atau kata sandi pada orang lain
- Backup data pada hp secara berkala dan bikin duplikatnya di tempat berbeda
- Abaikan link atau email yang mencurigakan atau dari nomor dan akun tidak dikenal
- Jangan mudah tergiur dengan pesan berisi undian atau apapun yang berhubungan dnegan uang
- Pastian selalu logout setiap selesai melakukan transaksi perbankan di hp maupun laptop dan komputer
SOLUSI TEPAT CARA MENGATASI KEJAHATAN SIBER BAGI KORBAN PENIPUAN
Apabila sudah terdampak, misal terlanjur membeirkan kode OTP pada pelaku. Maka korban dapat segera menghubungi layanan perbankan bersangkutan untuk segera dilakukan tindakan penanganan. Semisal dana yang terdapat dalam rekening tidak dapat diselamatkan, pihak bank biasanya akan memblokir akun dan menonaktifkan fitur yang terintegrasi dengan akun rekening tersebut supaya tidak kembali menelan korban. Kemudian kartu ATM akan diganti dengan yang baru.
Mengingat dampak kejahatan siber yang sangat mengerikan, Bank BRI bekerja sama dengan pihak berwajib melakukan tindakan preventif dengan menindak tegas pelaku kegiatan soceng atau social engineering.
Tidak hanya itu, Bank BRI juga selalu menggunakan teknologi terkini dalam setiap transaksinya guna kepuasan dan kenyamanan nasabah.
Teknlogi AI (Artificial Intelligence) yang digunakan oleh Bank BRI pun senantiasa terus diperbarui agar dapat memahami pola fraud and threat yang digunakan dalam kejahatan siber.
Apabila masih terjadi kejanggalan saat bertransaksi baik secara tunai maupun non tunai, bisa menghubungi kantor cabang BRI terdekat. Atau melalui custumer service di nomor 14017/1500017. Kabar baiknya, nasabah juga bisa melakukan pengaduan maupun sekadar berkonsultasi via media sosial Bank BRI di:
Web: www.bri.co.id
Instagram: @bankbri_id
TikTok: Bank BRI | Kontak BRI
Twitter: @bankbari_id | @promo_bri | |@kontak_bri
Facebook: Bank BRI
Jika menemukan banyak akun yang sama, cukup pilih akun yang bercentang biru, ya.
Oh, iya. Selain kiat-kiat di atas, Bank BRI juga mengajak seluruh insan brillian (pekerja bank BRI) untuk menjadi penyuluh digital sebagai salah satu cara mengatasi cyber crime di lingkungan keseharian para nasabah.
Penyuluh digital nantinya akan melakukan pendampingan, edukasi serta survey lapangan guna membantu nasabah Bank BRI yang mengalami kesulitas dalam penggunaan layanan digital banking.
Omong-omong soal penyuluh digital, sudah banyak sekali , lho bukti nyata Bank BRI dalam memerangi cyber crime demi memberikan kepuasan dan kenyamanan terhadap nasabahnya.
Contoh sederhana, jika kamu melihat petugas bank yang setia menemani sekaligus membantu nasabah yang kesulitan saat bertransaksi di ruangan ATM, itu dia yang namanya penyuluh digital. Agen perubahan yang melakukan tindakan langsung dengan melakukan pendampingan kepada nasabah yang membutuhkan supaya tidak menjadi sasaran oknum tidak bertanggungjawab.
KESIMPULAN
Baik kejahatan siber jenis skimming atau OTP Fraud, keduanya sama-sama merugikan. Agar tidak terlena dengan iming-iming hadiah undian layaknya ibuku, sebaiknya selalu waspada dan lakukan kiat-kiat menjadi #NasabahBijak seperti yang aku jelaskan di atas dengan sungguh-sungguh, ya. Dengan demikian, kamu dan orang-orang tersayang akan terhindar dari cyber crime.
Lebih bagus, jika bersedia menjadi penyuluh digital dengan mengedukasi orang-orang di lingkungan sekitar atau yang awam terhadap layanan digital banking agar tidak menjadi sasaran soceng. Well, secara tidak langsung kamu pun membantu orang lain terhindar dari kejahatan dunia maya.
Bukankah menjadi bermanfaat dan #MemberiMaknaIndonesia itu keren?
Jadi tercerahkan setelah membaca ulasan diatas mbak. Saya juga pernah kena tipu gara2 belanja handphone secara online. Uang raib tapi barang tak kunjung datang. Mungkin bagi kita yang sering menggali informasi secara online bisa mendapatkan pencerahan semacam ini...tapi bagaimana dengan orang tua kita yang sudah sepuh, yang gampang percaya dengan berita hoax... kasihan kalau harus termakan rayuan penipu dan menransfer sejumlah uang...semoga kejahatan cyber ini segera bisa dibasmi dari bumi ini.
ReplyDeleteBenar sekali ini, Mbak. Jadi Insya Allah, kalau kita jadi nasabah bijak, maka akan terhindar dari kejahatan siber. Terus meningkat literasi juga. Saat ada informasi, harus cek dan ricek dulu. Paling penting, menjaga kerahasiaan data diri.
ReplyDeleteSebagai nasabah kita emang kudu pinter dan tahu informasi terbaru mengenai kejahatan cyber. literasi perbankan perlu makin diperkaya karena penjahat semakin pandai dan selalu mencari celah supaya bisa melakukan kejahatan
ReplyDeleteKejahatan digital saat ini emang lagi marak banget ya kak, modusnya juga bermacam2 seiring perkembangan teknologi. Jadi kita sebagai warganet juga harus dituntut bijak dalam bermedia sosial juga bijak dalam mengamankan data2 pribadi kita
ReplyDeleteemang harus selalu waspada dan fokus klo lagi transaksi sih, keamanan data rekening perbankan dan dompet digital juga harus dirahasiakan
ReplyDeleteBahkan yang paham IT pun ada yang kena penipuan macam begini. Salah satu temen suami yang notabene karyawan IT kesandung masalah phising ini gara2 tergiur iklan di Instagram. Yang ternyata bukan akun IG asli, tapi bodong.
ReplyDeleteNgeri banget sama kasusu cyber crime yang makin merajalela ya mbak
ReplyDeleteMakanya perlu banget kita jadi nasabah bijak
Jaman sekarang harus ekstra hati hati jangan mudah klik link yg meragukan. (Gusti Yeni)
ReplyDeletekejahatan siber nih bener-bener bikin aku takut. jangankan data pribadi, ada telepon dari nomor gak dikenal aja gak pernah aku angkat dan auto cari di getcontact. sering banget nemu nama-nama penipu, kan serem pisan.
ReplyDeletekejahatan siber semakin marak terjadi yaa, sekarang tinggal kita nya yg harus bijak memilih platform dan hati-hati memasukan password pada situs yg tidak terpercaya
ReplyDeleteSkimming dan phising ini memang paling sering terjadi sih di kalangan masyarakat. Jangankan yang pendidikannya rendah, yang pendidikan tinggi pun masih bisa kena skimming dan phising. Memang pemerintah harus lebih gencar dalam mensosialisasikan bahaya dari skimmping, phising, serta tidak kriminal dunia maya lainnya agar masyarakat lebih teredukasi
ReplyDeleteDi jaman sekarang emang kudu lebih hati-hati ya menjaga data pribadi. Pokok yang to good to be true itu kudu dipertanyakan
ReplyDeleteSekarang ini memang oknum2 tersebut semakin lihai ya. Informasi atau postingan di media sosial dibuat halus banget, nggak cuma awam yng bisa ketipu tapi ada orang2 yg memang kenal IT juga pernah jadi korbannya
ReplyDeleteKalau ngeliat di film-film, kejahatan siber ini kaya yang gampang banget gitu yaa..
ReplyDeleteTiba-tiba sruuttt, uangnya ilang dan lari kemana..
Tapi nyatanya, kemudahan teknologi juga tidak diiringi dengan kebijakan penggunanya, jadi lebih mudah tertipu.
Kudu hati-hati dan cek ricek dahulu sebelum melakukan sesuatu. Jangan reaktif dan impulsif ketika membaca sebuah kabar.
betul banget mba.. menjadi nasabah bijak itu juga bisa kita mulai dari diri sendiri. lalu kalau kita sudah tau polanya bisa kita ajarkan ke orang2 terdekat.. bisa juga seperti ini, menularkan berbagai kiat melalui tulisan
ReplyDelete