Drama PPDB SMP 2019 Part 2 - Korban Zonasi


Korban Zonasi PPDB SMP 2019

"Tidak ada suatu negara maju tanpa pendidikan yang keras"

- Jusuf Kalla -


Drama PPDB SMP 2019 Part 2 - Padahal sudah sangat antisipasi dengan list beberapa calon sekolah cadangan. Sudah meyakinkan diri bahwa hari saat pengumuman PPDB Online Jatim akan tetap tenang dan baik-baik saja. Namun sebagai korban zonasi, semua skenario yang sudah disusun sedemikian epiknya, bubar entah kemana. Menguap tak terkendali hanya karena perasaan kecewa, nelangsa, marah dan lainnya. Ah, juga didukung dengan suasana haru karena patah. Lengkap. 😢

Hari itu, ketika beberapa calon peserta didik baru beserta orangtua mereka bersuka cita karena lolos PPDB Jember zonasi, aku malah heboh dan gemes banget sama Bunda nya Queensy -teman Hani yang berhasil masuk SMP Negeri 3 Jember.

Dia tuh ya.. apasih... disaat semua orang berjuang dan berharap banget supaya dapat satu bangku. Dia malah mau ninggalin bangku itu setelah nanti si Queensy naik kelas 10. Iya, mereka bakalan balik ke Jakarta, semua anak diboyong kembali ke Ibu Kota. Ah, sayang 'kan?

Selain Hani, ada juga Ayumi yang gagal. Dari empat sekawan -Hani, Ayumi, Rey, Queensy- cuma dua yang lolos PPDB SMP Jember, yang dua gagal.

Kalau Si Rey, dari awal pendaftaran udah yakin pasti keterima. Sebab jarak rumah dan sekolah hanya 500 m.

Sedang Ayumi, jaraknya 1,9 km, Hani malah jauh banget -2.153km. Padahal, menurut 'perasaan,' jarak rumah ke SMP N 3 Jember, nggak jauh-jauh banget deh. Tapi pas di maps, malah lebih jauh Hani ketimbang Ayumi -yang jarak real nya memang juga jauh, di maps jadi dekat karena mungkin lewat jalan terusan.

ADA HIKMAH DISETIAP PERISTIWA


Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) yang tadinya bakal calon sekolah Hani, ternyata kuota siswa putri nya sudah penuh.  Alhasil, walau jauh, alhamdulillah... Hani tetap mendapat sekolah yang bonafit dan insya Allah, SMP Al Baitul Amin Jember adalah yang terbaik untuk Hani.

Mungkin inilah yang dinamakan jodoh. Setelah ilmu mengaji dan baca kitab Hani terbengkalai sejak pindah ke Jember -sebab belum menemukan TPQ yang lengkap dengan baca kitab seperti TPQ di Pasuruan.

Lalu, itu artinya, Hani dan empat sekawan pisah?

Jelas.

Walau nggak lagi satu sekolah -meski satu sekolah belum tentu juga satu kelas- jangan meragukan anak zaman sekarang. Jarak tidak akan pernah memisahkan mereka. Kan udah ada hp. Betul?


Korban Zonasi PPDB SMP 2019

KORBAN ZONASI NGGAK PANDANG BULU?


Dampak sistem pemerataan kualitas pendidikan jalur zonasi rupanya menyisir semua kalangan. Bahkan tahun lalu, Kang Emil -si Gubernur Jawa Barat- juga merasakan patah hati sebagai korban zonasi. Walau tergolong pejabat yang mungkin saja mampu memanfaatkan kekuasaannya demi meloloskan sang putri di PPDB SMP 2018, nyatanya mantan wali kota Bandung ini memilih mengikuti peraturan yang berlaku dengan tidak main curang. Yah, walau sang putri terpaksa harus masuk SMP swasta sih 😑.

Bukan hanya Kang Emil, dua keponakan kesayangan menteri Mendikbud pun juga turut jadi 'korban' zonasi PPDB SMP 2019. Meski punya beberapa prestasi dengan bukti piala dan beberapa sertifikat, keponakan kembar Pak Muhadjir Effendy juga terpaksa harus ikhlas terlempar dari sekolah impian karena kalah bertarung. Seandainya dua keponakan si Bapak ini mendaftar lewat jalur preatasi, kemungkinan lolos PPDB masih ada. Tapi, mau bagaimana lagi. Setelah gagal di jalur zonasi, jalur prestasi sudah ditutup. Penyuluhan juknis (petunjuk teknis) yang kurang merata mungkin jadi kendala beberapa orangtua atau penyebab banyaknya korban zonasi tahun ini.

Ah, apapun yang sudah terjadi, semoga jadi pelajaran juga bekal pengalaman buat kita semua.

Hidup tidak berhenti seketika pengumuman PPDB SMP online 2019 dirilis 'kan?

Jadi, selain semangat dan harus tetap sehat -untuk antar atau jemput Hani sejauh 10 km setiap hari, bukankah lebih baik kita jalani saja yang Tuhan takdirkan buat kita. Hidup jauh lebih mudah jika kita bersabar, bukan?

Semangat yow, demi adek ini 💪

4 comments:

  1. ya memang tujuan zonasi memang untuk pemerataan ya, mungkin pelaksanaanya masih kurang bagus ya, perlu peningkatan

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya betul, juknisnya pun belum sampai dengan benar pada masyarakat >.<

      Delete
  2. Setuju, Hidup harus tetap jalan. Meskipun sempat kecewa karena gagal. Insya Allah sudah yang terbaik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin ^^
      dan nggak berasa udah mau lulus SMP dong. itu artinya diriku bakal tempur lagi di PPDB tahun depan
      wkwk

      Delete

Halo, terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak menyertakan link hidup, kegiatan promosi maupun spam. Hit me up on : heizyi.business@gmail.com for partnership, ask something important and urgent 😊 Then, Salam kenal semua, jangan segan meninggalkan jejak komentar ya. Enjoy your reading, guys 💙

Powered by Blogger.