Napak Tilas Pesona 9 Kampung Kuno Asli Semarang


Napak Tilas Pesona 9 Kampung Kuno Asli Semarang


Semarang Kota ATLAS :

Aman, Tertib, Lancar, Asri, Sehat


Napak Tilas Pesona 9 Kampung Kuno Asli Semarang - Semarang, kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung ini ternyata punya ciri khas tersendiri loh. Beberapa destinasi wisata yang unik juga kebudayaan masyarakat nya yang menarik membuat Semarang semakin di kenal bahkan masuk dalam list wisata wajib di kunjungi bagi para traveler.

Satu hal yang aku suka dari Semarang adalah ketika membaca sebuah artikel tentang ‘Kampung Kuno” nya. Beberapa kampung kuno asli Semarang juga kampung Tematik yang menjadi andalan wisata baru di kota ini.

Sang Wali Kota sendiri lah yang punya gagasan unik untuk kampung tematik. Sebuah program khusus kabupaten Semarang agar lebih berkembang. Dan beberapa daerah pun telah di sulap menjadi kampung tematik yang begitu apik dengan nuansa baru yang hits nan foto-able banget 😎

Setelah aku, browsing sana-sini. Akhirnya aku tahu. Bahwa di balik hiruk-pikuk nya, Semarang punya sejarah keren yang ternyata harus kita lestarikan. Pesona Semarang yang menempati kota metropolitan ke-5 di Indonesia ini, harus benar-benar kita ekspos guys. Karena nyatanya, gak semua tempat yang instagram-able akan selalu hidup. Kecuali memiliki ciri khas dan nilai tersendiri sebagai pemanis nya.

Seperti kampung-kampung kuno ini. Selain masih menyimpan hangat sejarah tentang leluhur, adat istiadat juga budaya jawa. Kampung kuno di Semarang ini pun memiliki keunikan nya sendiri, dengan berbagai legenda yang di percaya sebagai pengokoh serta alasan tetap bertahan nya sebuah desa. Bahkan nama kampung nya pun juga bermacam-macam loh 😨 Mau tahu? Baca aja!

1.    Kampung Pelangi


Pertama aku tahu sebuah tempat atau daerah yang cat nya warna-warni adalah di Malang. Dan aku mengira, mulai sejak itu. Banyak daerah yang terinspirasi untuk membuat daerah tempat tinggal mereka menjadi lebih berwarna. Atau memang Malang lah yang sebenarnya terinspirasi dari sebuah tempat.

Aku takjub loh pada warga desa Dukuh Wonosari. Di saat semua orang pergi untuk mencari tempat yang hits, mereka malah menciptakan sendiri keindahan itu. Yups, kampung pelangi ini letaknya di Wonosari, Semarang.

Dengan semagat bersama berdasar program khusus Kabupaten Semarang, yaitu Kampung Tematik nya. Mereka berhasil mewujudkan tempat tinggal yang keren dan kekinian banget 💙 Iya, kan? Mereka menyulap daerah tinggal mereka bukan karena mengikuti trend, tapi karena semangat perubahan desa untuk lebih baik ^^

Aku jadi pengen deh pergi ke Semarang dan mengambil beberapa foto di tempat ini. Aku juga melihat beberapa gambar ilustrasi yang sayang banget kalau gak di ‘Jepret’ 📷 
Pesona Wisata Kampung Pelangi Wonosari Semarang
Image by wiwidwahyuni.blogspot.com

2. Kampung Sekayu


Berbeda dengan Kampung Tematik, Kampung Sekayu jauh lebih dulu ada sebelum Kampung Pelangi, Kampung Jawi, Kampung Batik, Kampung Seni maupun Kampung Bandeng.

Kampung Sekayu merupakan daerah bersejarah dimana terdapat sebuah Masjid Kuno, namanya masjid At-Taqwa. Masjid ini  berasitektur Jawa yang berdiri tegak dengan satu tiang penyangga atap bermodel tumpang.

Dinamakan Kampung Sekayu karena konon, di daerah masjid At-Taqwa ini merupakan lokasi penimbunan kayu jati dari Hutan Grobogan dan sekitarnya loh. 😊

Alkisah...

Kampung Sekayu adalah kampung asli Semarang yang sarat tradisi dan budaya. Namun seiring berkembang nya zaman, beberapa wilayah menghilang dan berubah menjadi bangunan megah. Kurang lebih 22 RT (Rukun Warga) telah musnah. Rumah mereka kini berganti Mall Paragon 😱
Menurut tokoh masyarakat Kampung Sekayu, Ahmad Arif. Kampung Sekayu yang letak nya di sebelah Kali Semarang, dulunya adalah jalur lalu lintas perahu dan kapal. Kampung Sekayu juga pernah menjadi “Dalem Kanjengan” atau Pusat Pemerintahan setelah pindah dari Bubahan ke Gabahan kemudian Kanjengan.

Rumah asli Sekayu juga mayoritas berasal dari kayu jati loh guys, model rumahnya juga khas gaya jawa dan Belanda gitu. Memiliki pintu kembar dengan lubang angin berbentuk cakra di atas nya. Unik, bukan? 😎
Pesona Wisata Kampung Sekayu Semarang
Image by tribunnews.com

3. Kampung Basahan


Selain Kampung Sekayu dan Kampung Tematik, masih banyak kampung-kampung kuno lainnya yang merupakan peradaban sejarah bagi masyarakat Semarang. Sebut saja Kampung Basahan.

Kampung yang di desain untuk memperkuat perekonomian dan pemerintahan Semarang pada zaman dulu ini terletak di kelurahan sekayu bagian Semarang Tengah. Tepatnya di jalan Bojong atau yang sekarang sudah berganti nama menjadi Jalan Pemuda.

Namun pada tahun 2005, Kampung ini nyaris tinggal nama. Kenapa? Bayangkan. Kampung yang tadinya berada di tengah kota ini mendadak tenggelam karena di himpit dua bangunan besar, yaitu Hotel Novotel dan Semarang Teater.

Kampung yang namanya di ambil dari salah satu pengikut Pangeran Diponogoro (Alibasyah Prawirodirdjo) kini hanya menyisakan dua kepala keluarga dan seorang pemulung tanpa identitas jelas. Menurut keterangan sih, warga yang tersisa adalah para lansia yang enggan meninggalkan tanah kelahiran nya. Meski sebenarnya, kampung yang mereka tinggali sekarang sudah tergusur kapitalisme dan berubah menjadi bangunan megah khas metropolitan 😞 Miris, kan?

4. Kampung Depok


Nah, dinamakan Kampung Depok karena daerah ini adalah tempat bersemedi nya para warga. Entah kenapa masin-masing kampung kuno di Semarang punya fungsi dan ciri khas nya sendiri. Yang jelas, Kata ‘Depok’ berasal dari kata ‘Padepokan’. Jadi gak aneh kalau nama serta kegiatan di Kampung Depok menjurus pada hal-hal tersebut ^^.

5. Kampung Kranggan


Beda kampung, beda nama, beda budaya juga. Kalau Kampung Depok tempat nya para warga melakukan semedi, maka Kampung Kranggan khusus di gunakan untuk latihan bela diri. Masih berada di wilayah Semarang Tengah, Kampung Kranggan yang dulu adalah kampung kuno dengan ciri khas tempat latihan bela diri. Sekarang berbeda. Kampung ini kini di juluki “Kampung Kulit Lumpia Semarang”.

Kenapa? Karena Kampung Kranggan adalah kampung yang mayoritas masyarakatya menekuni sentra industri kulit lumpia. Hampir 24 jam, kampung ini selalu terjaga. Masyarakatnya bergantian membuat kulit lumpia untuk di setor pada outlet tokoh oleh-oleh, di jual di pasar atau mereka akan menghabiskan 5 karung terigu berukuran 25 Kilogram jika pesanan sedang mebludak. Wah wah... surganya kulit lumpia ya guys. Boleh di borong atuh kulit lumpia nya kalau ke Semarang 😄

Dan kalian tahu, setiap karung terigu bisa menghasilkan 1500 kulit lumpia berukuran besar dan 1800 kulit lumpia berukuran kecil loh. Sedang setiap karungnya bisa menghasilkan untung sebesar 250.000 rupiah. Itu artinya mereka akan mendapat untung sekitar 1 juta rupiah per hari jika pesanan sedang ramai.

Baca Juga : Warna Warni Pesona Tradisi Unik di Semarang


Wah, benar-benar kampung unik ya. Bisa di jadikan tempat wisata sekaligus menambah pengetahuan tentang pesona kabupaten semarang nih. Selain cocok untuk destinasi travel, kampung lumpia juga punya sejarah sendiri karena sebagai salah satu kampung  kuno (asli) di Semarang loh.

Pesona Kranggan Kampung Kulit Lumpia Semarang
Image by travel.kompas.com

6. Kampung Beteng


Kampung Beteng merupakan daerah perbatasan antara bandar dan lokasi pemukiman warga lokal. Kampung Beteng sendiri sebenarnya merupakan gang kecil di sekitar  kawasan Pecinan. Di gang ini, ada sebuah masjid kuno yang konon tempat Pangeran Diponogoro mengaji. Namanya Masjid An Nur. Namun masyaralat sekitar lebih mengenal nya dengan nama Masjid Menyanan.

Masjid An Nur adalah salah satu tempat peribadatan umat muslim yang di temukan oleh Kyai Mashud, seorang tokoh masyarakat di Kampung Beteng. Konon, beliau menemukan masjid ini setelah bertemu Kyai Tholib, si pendiri masjid lewat mimpi. Saat menemukannya pun, masjid ini sudah jauh dari kata layak pakai. Bangunan nya di perkirakan sudah berumur ratusan tahun dan terbuat dari kayu.

Kyai Mashud kemudian meminta hak masjid pada pemilik tanah untuk di kelola oleh warga, Sejak saat itu, tempat yang di yakini petilasan Pangeran Diponogoro ini di bangun kembali dan di jadikan pusat peribadatan umat muslim di kawasan Pecinan Semarang.

Pesona Masjid Menyanan Kampung Beteng Semarang
Image by sindonews.com

7. Kampung Pedamaran


Entah berupa fisik (bangunan) maupun non fisik (adat istiadat), setiap kota pasti memiliki sebuah desa yang masih memegang erat kebudayaan sebelumnya, bukan? Seperti Kampung Pedamaran Semarang ini contohnya. Konon, kampung yang di apit oleh Kampung Kauman dan Kampung Pecinan ini merupakan tempat singgah para orang yang bertugas menyalakan lampu (damar) Masjid Agung Demak.. Itu sebabnya kampung ini disebut Kampung Pedamaran. Yang mana dalam bahasa jawa, Damar artinya lampu 😊

8. Kampung Bustaman


Nah, memasuki wilayah lain di Kota Semarang, kita juga akan menemui sebuah daerah yang mayoritas penduduk nya adalah keturunan Arab  dan India. Namanya Kampung Bustaman. Kampung ini sudah ada sejak Bubakan masih menjadi Kanjeng Kedaleman. Para warga nya pun menggunakan gang-gang sempit untuk aktivitas sehari-hari, seperti memasak, mencuci, nongkrong, nyuci motor dan aktivitas harian lainnya 😎

Kampung Bustaman terletak di Jalan MT Haryono (Mataram). Rumah-rumah di Kampung Bustaman tergolong sempit dan kecil. Hanya berukuran 25 meter persegi, dihuni 10-12 orang setiap rumah. Wah, pasti kebayang, kan? Gimana sesaknya keadaan dalam rumah di Kampung Bustaman ini 😱

Satu hal lagi yang menarik dari Kampung Bustaman adalah, kampung yang di dirikan pada tahun 1814M ini juga terkenal dengan Gulai Bustaman nya loh. Para warga Kampung Bustaman tersohor sebagai penyedia hewan kurban juga. Maklum, mata pencaharian warga Kampung Bustaman memang berdagang. Makanya, selain hits dengan gulai nya yang khas, kampung ini juga di kenal sebagai tempat untuk membeli hewan kurban 😜

Ada juga “Sumur Tua” yang air nya selalu agung (penuh) dan jernih meski pada musim kemarau. Sebagai bentuk rasa syukur, warga Bustaman biasanya mengadakan tradisi “Gabyuran” atau perang air yang akan di ikuti oleh semua kalangan masyarakat itu sendiri menjelang bulan Ramadhan.

Seperti hal nya “Tradisi Besaran” yang di lakukan oleh warga Sukorejo Pasuruan, warga Bustaman juga punya tradisi unik sendiri loh. Namanya “Tengok Bustaman”. Dimana selama sepekan, para pengunjung akan di suguhi berbagai macam tarian, gulai Bustaman juga pemandangan gabyuran yang pasti bakalan seru. Penasaran? Yuk ke Semarang sekarang 😍

Pesona Tradisi Gabyuran Kampung Bustaman Semarang
Image by tribunnews.com

9. Kampung Kauman


Masih tentang pesona Kampung Kuno Asli Semarang, ada juga loh kampung unik dengan “Tradisi Dudgeran” yang menjadi salah satu ikon nya. Namanya Kampung Kauman! Kampung ini merupakan “Pusat Kebudayaan Islam” yang kini telah berkembang menjadi “Pusat Perdagangan Maju”.

Mengusung sistem sosio-religi berbasis ekonomi, kampung Kauman berkembang pesat hingga melahirkan Pasar Johar yang legendaris dengan arsitektur tiang pasar berbentuk cendana karya arsitek Belanda “Si Perancang Modernisme Semarang”, Thomas Karsten 😱 wow

Nah, Tradisi Dudgeran sendiri adalah perayaan menyambut datang nya bulan suci ramadhan yang diadakan oleh masyarakat kauman seminggu atau 15 hari sebelum ramadhan tiba. Biasanya, tradisi dudgeran menampilkan tari-tarian, tabuh bedug juga arak-akan macam karnaval gitu guys. Jadi pasti rame dan menarik!

Pesona Tradisi Dudgeran Kampung Kauman Semarang
Image by semarangpedia.com

Ngomongin soal Semarang yang kian berkembang, membuat warga nya makin rajin berbenah loh. Mereka sadar, bahwa hanya menjadi penonton bagi kemajuan tempat lain, tidak akan mengubah hidup mereka. Dengan kesadaran itu lah, para masyarakat Kampung Kuno di Semarang berhasil menjaga kelestarian dan kebudayaan mereka hingga sekarang.

Bahkan, tak jarang dari mereka yang berkreasi demi penataan kampung yang lebih rapi. Pemukiman yang kumuh kini menjadi lebih bersih, gang-gang sempit justru menjadi lokasi favorit wisata, cat-cat tembok maupun pagar sungai yang berwarna-warni berubah jadi background foto yang indah serta sarana umum dan ruang terbuka yang selalu menjadi tempat istirahat paling nyaman bagi pengunjung. 💕

Semua tak lepas dari penataan ruang, pengembangan daerah juga kesadaran serta gotong royong warga itu sendiri. Tentu tanpa menghilangkan nilai budaya dan tradisi yang sudah tertanam sejak lama.

Oh iya, bukan hanya pesona kampung kuno asli semarang saja yang kini berubah karena tergerus kapitalisme, banyak daerah di Semarang yang juga berganti nama loh. Seperti Prapatan Stenteling, kalian tahu?  Nah, itu namanya sekarang ganti jadi  Simpanglima.

Dari 9 kampung keren yang aku sebutkan tadi, kalian paling tertarik mengeksplor pesona kampung yang mana? Kampung Kuno Asli Semarang? atau Kampung Tematik nya? Kalau aku sih pengen banget ke Kampung Bustaman, siapa tahu bisa ketemu Jodha Akbar disana 😝 *eh, hehehehe...

By the way, jika kalian penasaran dengan tradisi Dudgeran atau Gabyuran saat Tengok Bustaman, kalian bisa simak di artikel berikutnya atau baca disini ya 💦

So, still hesitate to make Semarang as your holiday destination? See you on the next journey guys 😚

3 comments:

  1. wah keren nih, aku jadi peansaran dan belum kesampaian ke semarang

    ReplyDelete
  2. aku juga selalu suka sama Semarang selalu takjub dengan bangunan kunonya. Sayangnya medannya dari Surabaya ke Semarang jalannya off road, paling enak naik kereta trus di sana sewa mobil.

    Kalo kulinernya paling suka apa mba?

    ReplyDelete
  3. aku juga selalu suka sama Semarang selalu takjub dengan bangunan kunonya. Sayangnya medannya dari Surabaya ke Semarang jalannya off road, paling enak naik kereta trus di sana sewa mobil.

    Kalo kulinernya paling suka apa mba?

    ReplyDelete

Halo, terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak menyertakan link hidup, kegiatan promosi maupun spam. Hit me up on : heizyi.business@gmail.com for partnership, ask something important and urgent 😊 Then, Salam kenal semua, jangan segan meninggalkan jejak komentar ya. Enjoy your reading, guys 💙

Powered by Blogger.