"Warisan paling istimewa untuk generasi berikutnya adalah lingkungan yang lestari dan terjaga."
- Anonim -
Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO pada tahun 2050 jumlah sampah global diperkirakan mencapai 3,4 miliar ton. Sampah sebesar itu akan menghasilkan gas rumah kaca berbahaya yang ikut andil dalam perubahan iklim. Di mana tempat pembuangan sampah padat atau TPA adalah penghasil emisi metana terbesar ketiga.
Selain merusak lingkungan, pencemaran akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik bisa berakibat buruk pada kesehatan karena timbulnya aneka macam penyakit. Pencemaran lingkungan tidak hanya berdampak pada kehidupan manusia, melainkan juga pada makhluk hidup lainnya seperti binatang serta tumbuhan.
Baca Juga: Memahami Dampak Emisi Sampah Bagi Lingkungan Hidup
PERMASALAHAN SAMPAH DI INDONESIA
Sebuah platform ekonomi sirkular, Octupus Indonesia melaporkan bahwa TPA Sarimukti di Bandung sudah terisi 15 juta meter kubik asal daya tampung lebih kurang 1 juta meter kubik. Kondisi seperti ini tentu sangat berisiko terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Selain rawan longsor, antrean truk pengangkut mengakibatkan bau tidak sedap di sepanjang jalan menuju TPA yang akan berakhir menjadi pencemaran udara.
Beralih ke Jakarta, sampah pasca lebaran jumlahya semakin meningkat hingga mecapai 1 ton lebih. Sampah-sampah tadi umumnya berasal dari limbah rumah tangga.
Permasalahan sampah di Indonesia antara lain disebabkan oleh banyaknya limbah sampah yang dihasilkan warga, kurangnya kawasan yang menjadi lokasi pembuangan, sampah sebagai daerah berkembang serta sarang dari serangga serta tikus, menjadi asal polusi serta pencemaran tanah, air, dan udara, juga sebagai sumber sekaligus lingkungan hayati kuman-kuman.
Oleh karena itu, diharapkan solusi yang tepat guna mengurangi emisi sampah-sampah tersebut, terutama sampah plastik. Caranya, bisa di mulai dari diri sendiri, antara lain:
- Membawa kantong belanja sendiri setiap berbelanja ke swalayan atau pasar tradisional
- Membawa botol minum atau tumbler
- Tidak memakai sedotan plastik
- Hindari membeli makanan atau minuman yang dibungkus plastik
- Last but not least, yaitu mendaur ulang sampah plastik
SAMPAH DAN HUBUNGANYA DENGAN EFEK RUMAH KACA
Pengaruh rumah kaca atau global warming adalah proses naiknya suhu bumi yang disebabkan perubahan komposisi atmosfer.
Kenaikan suhu bumi terjadi akibat emisi gas yang berasal dari sampah. Sampah yang berasal dari aktivitas penduduk perkotaan sangatlah banyak jumlahnya dan diduga berpotensi menjadi sumber gas metana (CH4), yaitu salah satu Gas Rumah Kaca (GRK).
Selain metana, gas rumah kaca didapatkan dari sektor limbah meliputi karbon dioksida (CO2) dan dinitrogen oksida (N2O). Sementara emisi CO2 pada umumnya berasal dari aktivitas pembakaran terbuka (open burning) sampah.
Jelas, kan bila kegiatan manusia lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global hingga berdampak pada perubahan iklim.
Baca Juga: Ragam Penyakit Akibat Polusi dan Perubahan Iklim
UPAYA MENGURANGI EMISI KARBON DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
Sampah memiliki kontribusi besar sebagai penghasil emisi gas rumah kaca. Diperkirakan 1 ton sampah padat akan membentuk 50 Kilo Gram gas metana seiring meningkatnya jumlah penduduk serta segala macam aktivitas yang dilakukan setiap harinya. Pada tahun 2020 saja, sampah yang didapatkan per hari sekitar 500 juta Kilo Gram/ hari atau setara dengan190 ribu ton/tahun. Hal ini terbukti dengan TPA Sarimukti yang over kapasitas.
Omong-omong, sudah tahu apa itu emisi karbon?
FYI, emisi karbon adalah gas yg dihasilkan dari proses pembakaran senyawa yang mengandung karbon, seperti CO2, solar, LPJ, dan bahan bakar lainnya. Pada arti sederhana, emisi karbon merupakan pelepasan karbon ke atmosfer.
Baca Juga: Penyebab Perubahan Iklim
Nah, apa saja, sih yang menjadi penyebab emisi?
Secara umum, sumber emisi karbondioksida didapatkan dari pembakaran bahan bakar fosil, diantaranya:
- 36% industri pembangkit tenaga listrik atau kilang minyak
- 27% sektor transportasi
- 21% sektor industri
- 15% berasal dari limbah rumah tangga & jasa
- 1% nya lagi dari sektor lain -lain
Bagaimana cara mengurangi emisi karbon?
Sebagai langkah-langkah pelestarikan lingkungan sesudah upaya mengurangi emisi karbon, berikut beberapa aktivitas yang bisa dilakukan #UntukmuBumiku menjadi segar kembali, yaitu:
- Efisiensi penggunaan energi listrik, misal mematikan lampu yang tidak digunakan serta mencabut alat elektronik dari sumber listrik
- Mengendalikan jejak karbon dengan cara mengurangi frekuensi penggunaan kendaraan pribadi. Alias lebih sering memakai transportasi umum sebagai moda transportasi sehari-hari
- Memilih kendaraan yang ekonomis bahan bakar atau mobil ramah lingkungan layaknya LCGC (Low Cost Green Car)
Hanya dengan langkah sederhana seperti di atas, atau sekadar mematikan lampu serta mencabut alat elektronik dari sumber listrik, sudah mampu membantu mengurangi emisi karbon yang menjadi penyebab perubahan iklim.
Nah, kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!
Referensi:
- Octopus Indonesia
- Sustaination.id
- Pojokiklim.menlhk.go.id/
- Featured image by Pexels
Sampah emang salah satu permasalahan yang serius sih, dan ini harus menjadi perhatian kita bersama karena sampah bukan hanya menjadi sumber penyakit tapi juga berpengaruh dalam perubahan iklim di bumi. Mari kita mulai dari diri kita masing-masing untuk mengurangi sampah dari sekarang.
ReplyDeleteBersama bergerak berdaya untuk masalah sampah ini udah sangat kerasa dampaknya
ReplyDeleteBanyak event yang sangat peduli, merchant bahkan lembaga seperti rumah sakit (apotek) tidak menyediakan kantong plastik
wah ... ternyata sumber emisi karbondioksida diadapatkan dari tenaga listrik, sektor transportasi, sektor industri. Yuk ... lakukan dari diri sendiri untuk mencegah sumber emisi dengan cara mengurangi penggunana kendaraan pribadi
ReplyDeleteemisi sampah ini katanya sulit terurai cepat , jadinya malah bikin polusi disekitarnya. Jadi emang dibutuhkan kesadaran bersama dalam nejaga lingkungan spya sampah terkendali
ReplyDeleteSampah memang harus menjadi perhatian penuh penduduk bumi. Kesadarannya harus lebih ditingkatkan. Di rumah juga aku menghemat listrik dan air
ReplyDeleteEnggak sulit sebenarnya ya, perlu dilakukan dengan konsisten juga agar ada hasilnya. Dengan langkah-langkah sederhana kita yang ternyata mampu membantu mengurangi emisi karbon yang menjadi penyebab perubahan iklim.
ReplyDeleteEmisi karbon memang sudah mengkhawatirkan ya, kita semua mesti aware dengan bumi kita agar tetap lestari
ReplyDeleteKita punya tanggung jawab besa pada lingkungan dan hak generasi akan datang. Berupa hak untuk menikmati udara segar sebagaimana kita menikmatinya saat ini.
ReplyDeleteSampah kalau tidak dikelola secara bihak, bisa menghasilkan banyak emisi yang membahayakan kelangsungan hidup bumi ya mbak
ReplyDeleteYa Allah..
ReplyDeleteSedih banget lihat gunungan sampah di sepanjang mata memandang.
Memang sampah ini kudu dicari solusinya bersama agar selain lingkungan yang lebih baik juga ternyata membantu bumi agar lebih lestari.
Jadi inget hari minggu besok waktunya kerja bakti di kampung. Hihi.. Emang ya sampah nih bener2 jadi PR buat lingkungan kita.
ReplyDeletejujur saya sendiri masih susah untuk membiasakan diri menghindari sampah plastik. saat dikampung halaman di lumajang, saya sudah lumayan tuh kemana-mana bawa kantong belanja karena di lumajang ada aturan pertokoan dilarang menyediakan kantong plastik. sayangnya begitu pindah ke malang saya jadi lupa sama kantong belanja dan malah pakai kantong plastik lagi. intinya harus mulai dari diri sendiri dulu, harus belajar istiqomah lagi buat ngurangin sampah plastik. yok bisa yok!
ReplyDelete