Menjelajah Kota or Something Relax and In-deap Adalah Cara Aku Menikmati Liburan Bareng Traveloka


"Dunia ini nggak hanya seluas meja kerja. Kamu harus ambil cuti untuk liburan segera."

- Anonim -

Menjelajah Kota Adalah Cara Aku Menikmati Liburan Bareng Traveloka - Pagi itu, aku disambut dengan udara khas pegunungan Wonosobo yang asri. Perlu mengeratkan jaket untuk menghalau hawa dingin yang menusuk tulang. Padahal matahari sudah menunjukkan senyumnya, namun suhu yang rendah benar-benar membuatku harus pandai menyesuaikan diri supaya bisa menikmati pemandangan kota dan segala keunikannya.

Berbekal Google maps dari smartphone, aku dan adikku (yang memaksa ikut) mencoba berjalan kaki menuju alun-alun kota. Entah apa yang kami cari, tetapi yang pasti, kamera di tangan selalu standby untuk membidik apapun yang menurut kami "bernilai."

Salah satunya, penorama gunung yang tampak di mana-mana. Sesekali kami berhenti berjalan untuk mengamati sekitar. Rupanya daerah ini dikelilingi pegunungan yang cantik. Dalam perjalanan menuju alun-alun, kami melihat ada beberapa gedung pemerintahan yang berjejer. Ada Kantor Bupati Wonosobo, Gedung Wanita dan juga Pendopo Wonosobo. Sejenak kami berhenti lalu memandang bangunan yang agak menjorok ke dalam dan sangat berjarak dari gerbang. Gedung kantornya khas sekali bangunan kuno nya.

Di depan gedung kantor Bupati terdapat papan berjudul "Filosofi Logo Kabupaten Wonosobo" yang di bawahnya dilengkapi tagline, The Soul of Java.

"The Soul of Java? Jiwa Jawa? Apa maksudnya?" Begitu pikirku setelah membaca semboyan itu.

Karena penasaran, aku memutuskan untuk duduk sebentar di trotoar, masih di depan Kantor Bupati. Adikku yang penasaran karena langkah kami terhenti lalu bertanya. Kemudian aku jawab jika aku membutuhkan informasi mengenai semboyan yang ada pada papan filosofi itu.

Rupanya, Wonosobo mendapat julukan The Soul of Java karena dianggap sebagai cikal bakal budaya jawa. Konon kabupaten Wonosobo diyakini sudah ada sejak abad ke 8, bahkan mendahului pembangunan candi Borobudur dan candi Prambanan 😯 Hal ini dibuktikan dengan berbagai sejarah yang menunjukkan bahwa Wonosobo adalah daerah yang memang merupakan ruh nya pulau jawa.

Masih ingat dengan acara Opera Van Java (OVJ) yang dulu menjadi tontonan favorit di televisi karena acaranya sangat menghibur dan gampang bikin penonton tertawa?

Parto, si dalang selalu mengakhiri lakon sebagai dalang dengan kalimat penutup, "Di sana gunung, di sini gunung. Di tengah-tengah nya Pulau Jawa."

Ingat?

Nah, setelah mengetahui sejarah tentang julukan Wonosobo, aku jadi berpikir, jika memang kabupaten penghasil jamur ini adalah ruh nya pulau jawa, berarti yang dimaksud dalang Parto "di tengah-tengah nya pulau jawa" bisa jadi adalah Wonosobo. Sebab secara geografis, Kabupaten Wonosobo memang terletak di tengah-tengah pulau Jawa, dikelilingi gunung dan berada diantara jalur pantai utara dan selatan. Untuk titik tengah pulau jawa versi Wonosobo, tepatnya berada di Wonokromo, Mojotengah.

Wonosobo the Soul of Java

Woooow.... si introvert yang biasanya gemar mengurung diri di kamar ini seketika merasa takjub dengan informasi yang di dapat. Sehingga semakin semangat untuk kembali melangkahkan kaki menuju alun-alun kota.

SI INTROVERT YANG SUKA MENJELAJAH KOTA

Setelah memperoleh informasi yang bermanfaat itu, kami melanjutkan langkah kaki menuju alun-alun kota Wonosobo. Di sana, kami melihat banyak pedagang yang ramai dikerumuni pembeli. Tepatnya di sekitar simpang empat Jalan Kartini dan jalan Pemuda. Para pedagang yang berjajar rapi di pinggir jalan itu menjual aneka jajanan tradisional dan berbagai jenis sarapan, baik ala nusantara atau western. Macem-macem lah pokoknya.

Tidak jauh dari simpang empat, yaitu di depan SMP Negeri Wonosobo, ada beberapa delman yang setia berbaris menunggu dihampiri penumpang. Suasananya, benar-benar masih kental dengan budaya jawa. Apalagi di dukung dengan suhu udara yang asri dan cuaca yang sejuk. Sempurna sekali rasanya pagi itu 😊

Karena sangat tergiur dengan ramainya pedagang yang ada  di sana, kami pun memilih wisata kuliner sambil sesekali membidikkan lensa kamera untuk mengabadikan apapun yang ditangkap retina untuk dijadikan tabungan kenangan.

Tak lupa, aku dan adikku juga mencoba mi ongklok. Makanan khas Wonosobo yang terbuat dari mi yang atasnya diguyur kuah berbumbu kental. Semacam kuah gado-gado kalau di Jember.

Eh, ada lupis juga. Meski di daerah lain lupis sudah sangat terkenal dan banyak dijual, tapi di Wonosobo, lupis memiliki cita rasa, bentuk dan nama yang berbeda. Itu mengapa aku dan adikku tertarik mencobanya.
 
Satu jajajan yang benar-benar membuatku rindu dan harus masuk daftar belanja ketika suatu hari nanti aku kembali ke Wonosobo, ehmmm... tapi aku lupa namanya. Warnanya putih, tekstusnya keras dan diberi saus gula merah. Mirip rok-korok kalau di Jember, Jawa Timur.

Lumayan banyak, sih yang kami beli. Ada yang memang dibeli karena membuat penasaran, tetapi ada pula yang kami beli sebab kelaparan. Yups, kami sepakat sekalian mencari sarapan di alun-alun dan menjadikan sarapan dari hotel sebagai jatah makan siang 😅

makanan khas wonosobo

Selain kulineran, kami pun disuguhi panorama pegunungan yang indah. Entah gunung apa namanya, mungkin gunung Prau. Puncaknya paling menonjol diantara awan ketika aku menatap langit sebelah kanan alun-alun. Seketika aku langsung mengambil ponsel dan membidiknya. Sayangnya, gambar itu tak bisa kutemukan di berbagai folder di laptop maupun ponselku. Tetapi beruntung adikku memiliki salinannya, jadi aku tidak perlu bersedih hati sebab kehilangan lukisan alam yang indah itu.

Oh, iya. Alun-alun kota Wonosobo juga dilengkapi berbagai fasilitas publik yang mumpuni, lho. Seperti lapangan basket, play ground, spot gym beserta alat fitness nya dan satu yang menarik. Di sekitar alun-alun Wonosobo terdapat kran-kran air minum. Menurut informasi yang tertera, air tersebut adalah fasilitas umum yang disediakan untuk warga yang berada di alun-alun dari PDAM setempat. Jadi kalau bawa botol minum atau ada bekas gelas air mineral, ya bisa langsung isi ulang. Nggak perlu khawatir kehausan ketika sedang healing di salah satu alun-alun kota di Jawa Tengah ini.

alun alun Wonosobo

Setelah cukup puas menikmati berbagai fasilitas yang ada dan lumayan berkeringat karena berolahraga dengan memanfaatkan sepeda statis, akhirnya kami balik badan dan memilih langkah kembali ke hotel sebelum banyak rombongan yang sadar bahwa ada crew nya yang ternyata tidak ada di kamar.

For your information, tujuan utama kunjungan ke Kabupaten wonosobo sebenarnya bukanlah untuk liburan, melainkan untuk mengantar adikku menjemput bidadari surganya. Sekaligus menghelat pesta pernikahan di gedung Korpri yang berada di sekitar alun-alun wonosobo.

Actually, perjalanan ini seperti wisata keluarga berkedok rombongan pernikahan... hehe 😆 Maka dari itu, aku harus pandai "menyelinap" untuk menikmati liburan yang singkat.

keunikan alun-alun Wonosobo


KILAS BALIK PERJALANAN DARI JEMBER HINGGA PERTAMA TIBA DI WONOSOBO

🚌 HARI PERTAMA TIBA DI WONOSOBO 🚌

Karena sampainya malam banget, semua rombongan akhirnya termasuk aku dan adikku langsung memasuki kamar hotel untuk beristirahat. Maklum saja, ini perjalanan lintas provinsi terjauh kami bersama-sama. Meski di perjalanan di isi dengan berbagai canda tawa, tapi sungguh, melelahkan sekali rasanya menempuh perjalanan darat selama 13 jam.

Apalagi bagiku yang punya alergi dingin. Auto bersin-bersin setelah keluar dari bus. Aku tahu akan flu setelah itu, sehingga langsung memanggil petugas hotel begitu tahu water heater yang terdapat di kamar mandi tidak berfungsi.

Benar saja, malam pertama di Wonosobo aku menggigil kedinginan. Untungnya tidak sampai demam. Aku sarankan bagi teman-teman yang memiliki alergi dingin agar prepare sebaik mungkin jika ingin berkunjung ke Wonosobo. Persiapkan diri kalian, ya. Kenali tubuh dengan baik dan jangan lupa bawa obat-obatan termasuk vitamin supaya tidak tumbang selama liburan. Kalau sudah paham dengan tubuh sendiri, insyallah aman.

wonosobo jawa tengah

🚌 HARI KE-2 DI WONOSOBO 🚌

Yes it's D-day!

Hari pernikahan pun tiba. Setelah istirahat semalaman, pagi nya kami mengikuti serangkaian acara dengan haru dan hikmat. Apalagi jika mengingat satu-satunya saudara lelaki ku kini telah beristri. Ada perasaan tidak rela saudaraku dimiliki orang lain. Namun tidak mampu menolak takdir. Bahwa setiap manusia sudah pasti menikah dan melanjutkan fase kehidupannya.

Di hari kedua ini, memang dikhususkan pada tujuan utama, yaitu pernikahan adikku. Sebenarnya ada waktu sedikit di sore hari jika ingin berpetualang atau sekedar menjelajah lagi, sayangnya, tubuhku yang sangat sensitif terhadap suhu dingin langsung terlelap setelah meminum obat. Akibatnya, aku baru bangun setelah isya dan mendapati rombongan keluarga besarku sedang asyik bercengkrama dengan berloyang-loyang pizza di lantai lorong kamar kami. Sedang para bocil atau anak-anak malah asyik bermain bola di dekat parkir. Uh, alergi ini benar-benar membuatku tak berdaya 😔

wonosobo iku ing tlatah
 

🚌 HARI KE-3 DI WONOSOBO 🚌

Karena kami berangkatnya rombongan, jadi urusan akomodasi dan transportasi sudah diatur oleh ayah dan ibuku. Kami memilih hotel Arjuna dan hotel Bima sebagai tempat bermalam. Kami memilih dua hotel tersebut karena menyesuaikan dengan lokasi pernikahan. Sedang angkutannya, kami menggunakan bus pariwisata. Perjalanan dimulai tanggal 21 Desember 2019 malam melalui jalur darat.

Nah, baru di hari ke-tiga ini aku bisa Traveling Cara Aku. Berjalan kaki menyusuri jalanan di pagi hari seorang diri -tapi gagal karena adikku minta ikut- jadilah kami jalan berdua. Melangkahkan kaki ke sudut-sudut kota sambil menikmati udara khas Wonosobo dengan intens. Serta mengumpulkan banyak potret pemandangan alam, human interest ataupun hal-hal random sebagai tabungan kenangan. Menyenangkan sekali pokoknya bisa keluar dari zona nyaman dan menikmati keseruan di tempat baru.

wonosobo itu dimana


Baca Juga: Trip Berkedok Kondangan Ke Wonosobo, Jawa Tengah

MEMUTUSKAN KEMBALI SAMBIL MENIKMATI ALUNAN ALAM DI ATAS AWAN

Karena waktu yang terbatas dan lagi-lagi itinerari perjalan seadanya sebab bersama-sama dengan rombongan keluarga besar guna menghadiri pernikahan adikku, maka aku berencana akan kembali ke Wonosobo suatu hari untuk melanjutlan petualangan yang belum selesai.

Sama seperti para traveller lainnya, aku juga ingin menikmati keindahan alam dataran tinggi Dieng. Merasai Wonosobo dari pusat destinasi populernya akan menjadi hal sangat menakjubkan bagiku.

Selain menjelalah kota, pergi berlibur ke destinasi yang breathtaking layaknya Dieng adalah keseruan tersendiri. Terutama bagi  aku yang betah berdiam diri dalam waktu lama hanya untuk menghayati alam semesta, rasanya... menenangkan tubuh dan jiwa.  Apalagi jika ditemani alunan syahdu dari suasana sekitar. Pasti makin berkesan.

Saat itu, tepatnya hari kedua pada sore hari selepas acara pernikahan rampung, beberapa saudara ada yang memutuskan menghabiskan sisa hari dengan menjelalahi Dieng. Sayangnya kondisi badanku tidak dapat dikompromi sehingga aku memilih istirahat kemudian terlelap. Mungkin akibat kelelahan dan efek samping dari obat alergiku.

Dieng yang aku tahu dari Wikipedia maupun review para traveller di media sosial merupakan wisata alam hits di Wonosobo yang menawarkan view pegunungan cantik nan khas.

Sama halnya dengan gunung Bromo yang secara administrasi berada di 4 kabupaten, Dieng pun sama,  berada di beberapa wilayah, seperti Kecamatan Batur dan sebagian Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, dan bagian selatan dari Desa Pranten, Bawang, Kabupaten Batang, dengan inti kawasan wisata berada pada wilayah Desa Dieng Kulon (di Banjarnegara) dan Desa Dieng ("Dieng Wetan" di Wonosobo).

Dieng berada pada 1600 - 2100 mdpl sehingga suhunya bisa mencapai 0°C pada pagi hari. 12 sampai 20 °C pada siang hari dan 6–10 °C pada malam hari.

Karena suhunya yang lumayan ekstrim apalagi jika musim hujan, maka perlu informasi terkini sekaligus akurat supaya liburan tidak seperti terdahulu yang tepar karena alergi dingin kumat.

Oleh sebab itu, mulai dari sekarang aku sudah mengumpulkan informasi mengenai wisata Wonosobo selain Dieng beserta moda transportasi dan akomodasi dari sekarang. Sehingga ketika nanti Tuhan dan alam semesta berkonspirasi mewujudkan mimpiku, aku bisa menikmati keindahalam alam The Soul of Java bersama teman hidup bareng Traveloka.

Baca Juga: Wisata Alam Hits Wonosobo 2022

Berikut Wisata Alam Wonosobo yang Ingin Aku Kunjungi Bersama Teman Hidup Traveloka


dieng plateau

Dataran tinggi Dieng tentu masuk dalam daftar pertama destinasi wisata alam Wonosobo yang ingin aku kunjungi. Namun selain itu, aku juga tertarik ingin menjelajah bagian lain dari alam Wonosobo yang juga populer di kalangan wisatawan, yaitu Puncak Sikunir, Wisata Alam Lobang Sewu dan Bukit Seroja.

Sejujurnya, kelima destinasi wisata tersebut sudah masuk dream destination ku sejak rencana pernikahan adik bergema dalam rumah, bahkan sudah aku kumpulkan informasi mengenaiapa saja yang menarik dan perlu aku siapkan untuk bisa menikmati those beautiful place. Tapi ada daya, semua berakhir wacana sebab ya tadi... nggak bisa bebas jalan-jalan karena perginya barengan.

Nah, untuk the next perjalanan ke Wonosobo, rencananya aku ingin pergi bersama teman hidup Traveloka. Bukan lagi bersama rombongan keluarga. Sebab benar-benar ingin menikmati hidup dan melakukan hal-hal yang bikin hati senang dan tawa "lepas." YOLO, guys.

Jadi, nggak perlu ribet takut ditinggal rombongan karena masih betah di suatu tempat, atau sungkan ingin mencoba spot yang berbeda dengan rombongan.

itinerary wisata dieng wonosobo

Beginilah Liburan Cara Aku. Menikmati hidup dengan menjelajah kota or somthing  relax and in-deap. seperti bersatu dengan alam sambil menjemput sunset 💦

SI PALING BISA DIANDALKAN SELAMA BEPERGIAN

Mengenai moda transportasi, aku berencana menggunakan ular besi. Jika sebelumnya menggunakan bus pariwisata, maka nanti aku ingin memiliki pengalaman baru dengan naik kereta api.

Soal pesan tiket kereta, aku biasanya menggunakan aplikasi Traveloka. Memanfaatkan promo adalah keahlianku 🤣 Jadi bisa dapat tiket kereta murah sekalipun perjalanan jauh. Apalagi Traveloka merupakan partner resmi PT. Kereta Api. No worry lah untuk urusan pesan-memesan tiket kereta murah, because:

  • Pesan tiket kereta api di Traveloka itu bisa bayar pakai apa aja. Official payment partner nya banyak
  • Sistem booking-nya no ribet-ribet club. Lebih cepat dan terintegtasi langsung dengan PT. KAI
  • Proses check-in nya juga mudah karena bisa scan barcode pakai e-ticket di mesin cetak mandiri
  • Ada promo khusus member atau dari newslatter jug loh
  • Meski seluruh proses transaksinya online, dijamin aman kok karena Traveloka menerapkan teknologi SSL dan RapidSSL yang menjamin keamanan transaksi dan mengirim data transaksi langsung pada email pelanggan.

#Lifeyourway Traveloka
beneran banyak dong kupon dan promo nya 😍

Nah, untuk sampai ke Wonosobo, maka dari stasiun Jember aku harus berhenti di stasiun Jogjakarta. Kemudian baru melanjutkan perjalanan menggunakan agen travel atau jemputan untuk sampai ke Wonosobo nya. Karena dari Jember ke Jogja itu lumayan jauh banget, perlu persiapan yang matang, kan? Seperti bekal, uang saku atau segala penunjang kebutuhan selama perjalanan.

Kebetulan, Traveloka punya produk yang namanya TrainPlus. Suatu fitur yang menyediakan segala kebutuhan perjalanan (yang bisa dibilang sangat krusial) untuk kategori perjalanan jarak jauh maupun jarak dekat, seperti santapan enak, hiburan (Genflix), kupon hotel, asuransi perjalanan dan masih banyak lagi. Jadi, aku nggak perlu khawatir, deh selama rencanakan liburan di Traveloka. Sebab ekstra untungnya. Perjalanan pun jadi nyaman 😎

Soal penginapan, aku pilih yang hemat saja. Bermalam di rumah adik iparku wkwk. Atau kalau ada rejeki lebih, boleh lah holiday stay di resort yang view nya langsung menghadap ke Dieng atau pemandangan alam Wonosobo. Syukur-sykur kalau dapat penginapan atau hotel murah dengan fasilitas balkon di aplikasi Traveloka App. Ah, keren, nggak tuh?

Doain semoga mimpiku kali ini beneran terwujud, ya *amin ya Allah* 😇

hotel murah di dieng wonosobo
 
PENUTUP  
 
Nggak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Ternyata sudah lebih dari tiga tahun namun aku belum mampu mewujudkan mimpi untuk kembali ke Wonosobo. But, i hope 2023 is my year. Apapun yang belum tercapai dan selesai di tahun sebelumnya, semoga bisa terwujud dan rampung di tahun ini. Amin 😇
 
Salah satu nya adalah #LifeYourWay dengan liburan cara aku. Menikmati hidup sambil mengunjungi tempat-tempat yang indah dan bikin bahagia. Terutama breathtaking place yang udah jadi impian banget. Seperti main di Dieng sekaligus menjemput sunset dari bukit Sikunir, and other dream destination yang belum sempat dikunjungi terutama explore Wonosobo.
 
Kamu pun bisa ikutin suara hati jalani hidup dengan caramu, lho. Sejauh apapun sebuah perjalanan, kemana pun tujuan, akan lebih mudah jika kamu merencanakannya bareng Traveloka. Kebutuhan perjalanan maupun holiday stay bisa kamu dapatkan hanya dalam satu aplikasi saja. Traveloka SuperApps!
 
So, let's make 2023 is awesome with an amazing journey 🚆

Dieng Wonosobo

Referensi:

  • https://website.wonosobokab.go.id/category/detail/Geografis-Kabupaten-Wonosobo
  • https://www.solopos.com/sebenarnya-di-mana-letak-titik-tengah-pulau-jawa-1235264
  • https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/destinasi-wisata-di-wonosobo-terfavorit-acc/113255
  • https://www.heizyi.com/2019/07/wisata-alam-hits-wonosobo.html
  • Foto by Dokumen pribadi
  • Grafis by Heizyi.com
  • Image by Google

No comments:

Halo, terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak menyertakan link hidup, kegiatan promosi maupun spam. Hit me up on : heizyi.business@gmail.com for partnership, ask something important and urgent 😊 Then, Salam kenal semua, jangan segan meninggalkan jejak komentar ya. Enjoy your reading, guys 💙

Powered by Blogger.