Apakah Penyakit Kusta Bisa Menyebabkan Kecacatan?


kusta adalah

"Penyakit terbesar saat ini bukanlah kusta atau tuberkulosis, melainkan perasaan tidak diinginkan."

- Blake Edwards -

Apakah Penyakit Kusta Bisa Menyebabkan Kecacatan? - Kusta adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri tersebut biasanya menyerang saraf tepi, saluran pernapasan dan jaringan kulit.

Sama halnya dengan Coronavirus, kusta bisa menular melalui percikan ludah dan dahak. Penyakit ini juga dikenal dengan nama penyakit Hansen, Lepra atau Morbus Hansen.

Dikutip dari hukor.kemkes.go.id, kusta tergolong penyakit kronik yang sangat berdampak pada kesehatan masyarakat. Dimana pada level tertentu, penyakit ini bisa menyebabkan kebutaan pada penderitanya jika terlambat mendapat penanganan.

Tidak hanya itu, penyakit kusta erat kaitannya dengan mitos sehingga ada yang menyebutnya sebagai "Penyakit Kutukan."

Baca Juga: Benarkah pilek akibat infeksi dan alergi memiliki gejala yang berbeda?

➤ Mengenal Gejala Kusta

penyakit kusta menular atau tidak
Image by Perdoski.id

Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Suwata dari Dinas Kesehatan Kabupaten Subang saat Live Youtube Ruang Publik KBR bertajuk "Akses Kesehatan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas termasuk Orang dengan Kusta," pada 22 Juli 2021.

Pemahaman yang kurang dan terlanjur menjadi tradisi dalam masyarakat membuat banyak orang salah kaprah mengenai penyakit ini. Kusta memang menular. Namun tidak mudah dan hanya terjadi ketika si penderita batuk atau bersin.

Artinya, penderita akan menularkan bakteri kronik melalui droplet yang dikeluarkan ketika bersangkutan sedang bersin ataupun batuk. Meskipun terjadi kontak langsung dengan si penderita, proses penularan akan terjadi dalam yang waktu lama. Sebab bakteri Mycobacterium leprae membutuhkan waktu sekitar 20-30 tahun untuk proses perkembangbiakan dengan masa inkubasi selama 40 hari hingga 40 tahun. Dan ketika bakteri ini berhasil menular kepada orang lain, maka gejala akan timbul lebih kurang 3-5 tahun setelah tertular.

Bukan berarti seseorang akan dengan mudah tertular kusta ketika bersalaman dengan penderita. Atau bisa juga tertular karena melakukan hubungan seksual dengan penderita. Cara penularan kusta adalah melalui droplet. Tidak benar jika kusta ditularkan oleh ibu kepada janin. BIG NO!

Menurut alodokter.com, penyebab kusta sangat beragam. Adapun faktor pendukungnya meliputi:
  • Memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh
  • Berkunjung ke kawasan endemik kusta
  • Bersentuhan dengan hewan penyebar kusta seperti Simpanse dan Armadillo

Setelah mengetahui penyebab kusta, kini saatnya mengenali apa saja gelaja kusta yang dialami oleh penderita. Secara lengkap, cici-ciri kusta adalah sebagai berikut:

  • Mati rasa terhadap suhu, sentuhan, tekanan rasa sakit terutama pada bagian kulit yang terinfeksi
  • Mimisan, hidung tersumbat, kehilangan tulang hidung
  • Otot melemah terutama pada bagian kaki dan tangan
  • Kehilangan alis dan bulu mata
  • Mata kering karena jarang berkedip
  • Pembesaran saraf pada siku dan lutut
  • Muncul luka amun tidak terasa karena mati rasa
  • Muncul lesi pucat (seperti panu), menebal di kulit dan umumnya berwarna lebih terang

Klasifikasi Kusta Beserta Penjelasannya

penyebab kusta
Kusta basah atau multi basiler (MB) by tropmed.fk.ugm.ac.id

Menurut WHO, kusta dikelompokkan kedalam dua bagian besar, yaitu Pausibasiler dan Multibasiler. Dimana keduanya memiliki tingkat risiko yang berbeda. Pausibasiler (kusta kering) memiliki sekitar 1 - 5 lesi, menyerang satu cabang saraf saja namun dapat menyebabkan baal (mati rasa) yang jelas.

Sedangkan Multibasiler (kusta basah), umumnya jumlah lesi lebihdari 5 dan menyerang banyak cabang saraf tapi tidak menimbulkan baal dengan jelas.

Jika dilihat dari tingkat keparahannya, klasifikasi kusta dibagi menjadi 6 jenis, yaitu:

  • Intermediate Leprosy: lesi datar berwarna pucat namun beberapa memiliki warna lebih cerah daripada kulit sekitarnya dan kadang sembuh dengan sendirinya 
  • Tuberculoid Leprosy: lesi datar berukuran besar, baal dan kadang diikuti dengan pembesaran saraf
  • Borderline Tuberculoid Leprosy: lesi berukuran lebih kecil akan tetapi jumlahnya lebih banyak dari tuberculoid leprosy 
  • Mid-borderline Leprosy: banyak lesi kemerahan (hipopigmentasi), dan tersebar secara acak sekaligus asimetris,  baal, serta terjadi pembengkakan kelenjar getah bening setempat
  • Borderline Lepromatous Leprosy: lesi berjumlah banyak dengan berbagai bentuk. Ada yang berbentuk datar, benjolan, nodul
  • Lepromatous Leprosy: biasanya lesi yang tersebar berbentuk simetris dan mengandung banyak bakteri, disertai rambut rontok, gangguan saraf juga kelemahan anggota gerak

Adapun tingkat keparahan cacat kusta, yaitu:

  • Tingkat 0: pada tingkat ini, penderita tidak mengalami kelainan berarti
  • Tingkat 1: pada tahap ini, kornea mata mulai tidak berfungsi dengan baik alias rusak sehingga mengakibatkan gangguang penglihatan. Umumnya, penderita tidak lagi bisa melihat benda yang jaraknya sekitar 6 meter. Tidak hanya itu, kelemahan otot dan mati rasa pun menyertai kusta tingkat 1
  • Tingkat 2 artinya kondisi penderita semakin parah. Kornea mata tidak dapat menutup sempurna, kebutaan, kecacatan pada tangan dan kaki

➤Apakah Penyakit Kusta Bisa Sembuh Total?

komplikasi kusta
Image by Hellosehat

Karena kusta adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Maka metode pengobatannya pun menggunakan berbagai macam antibiotik yang dikenal dengan metode MDT (Multi Drug Therapy). Antibiotik yang dimaksud bisa berupa rifampisin, clofazimin, dapson, minocycline dan ofloxacin.

Proses pengobatan kusta membutuhkan waktu sekitar 6 bulan hingga 2 tahun. Kusta bisa disembuhkan asal penderitanya kooperatif dalam menjalani perawatan sampai tuntas.

Akan tetapi, jika penggunaan antibiotik tidak membuahkan hasil, upaya penanganan kusta yang dapat dilakukan selanjutnya adalah dengan operasi. Dimana operasi tersebut bertujuan untuk menormalkan fungsi saraf yang rusak, memperbaiki bentuk tubuh penderita yang cacat dan mengembalikan fungsi anggota tubuh.

Dalam beberapa kasus, penyakit kusta tingkat parah dapat menyebabkan kerusakan pada anggota tubuh (jari copot). Hal ini terjadi karena penderita tidak lagi mampu merasakan sakit sehingga kebal terhadap nyeri bahkan ketika jari lepas dari tubuh.

Tidak hanya kerusakan pada bentuk dan anggota tubuh, komplikasi kusta juga beragam, diantaranya:

  • Kebutaan
  • Gagal ginjal
  • Mati rasa (baal)
  • Glukoma
  • Kelemahan otot
  • Kerusakan bentuk wajah
  • Disfungsi ereksi dan kemandulan pada pria
  • Kerusakan permanen bagian dalam hidung
  • Kecacatan permanen (kehilangan alis serta cacat pada hidung, jari tangan, kaki)
  • Kerusakan saraf permanen (di luar otak dan saraf tulang belakang. termasuk lengan, tungkai kaki dan telapak kaki)

➤Mengapa Penyakit Kusta Disebut Penyakit Kutukan?

klasifikasi kusta
Kusta kering atau pausi basiler (PB) by tropmed.fk.ugm.ac.id

Berbagai akibat mengerikan yang timbul akibat terserang penyakit lepra itulah yang membuat masyarakat menganggap kusta adalah penyakit kutukan.

Penyakit ini juga erat kaitannya dengan mitos dan pengetahuan yang kurang. Sehingga muncul stigma negatif yang semakin merugikan penderitanya.

Tidak hanya menderita fisik, penderita kusta juga cenderung mengalami gangguan jiwa atau depresi karena dikucilkan hingga diisolasi. Tak jarang, penderita nya lebih memilih mengakhiri hidup daripada menderita dua kali.

Padahal penyakit kusta menular atau tidak tergantung dari droplet itu tadi. Namun karena sudah terlanjur mengakar dalam masyarakat. Akhirnya penyakit kusta identik dengan kutukan.

Oleh sebab itu, Bapak Suwata menekankan akan pentingnya edukasi mengenai penyakit kusta kepada masyarakat agar si penderita mendapat penangan dengan cepat dan tepat.

Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah untuk mencegah sekaligus menangani kusta:

  • Edukasi kusta terutama di wilayah endemik
  • Diagnosis dini dan pengobatan pencegahan penularan
  • Imunisasi BCG pada bayi
  • Penguatan peran masyarakat guna mengurangsi diskriminasi kusta
  • Kemudahan akses kesehatan bagi penderita
  • Penyediaan sumber daya yang mencukupi
  • Advokasi dan koordinasi lintas program serta lintas sektor
  • Lakukan 3M (memeriksa mata, tangan dan kaki - melindungi mata, tangan dan kaki - merawat diri)
Dalam acara live youtube bertajuk "Akses Kesehatan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas termasuk Orang dengan Kusta," itu pula, Bapak Suwata menginformasikan perihal layanan kesehatan kusta. Diantaranya:
 
  1. Deteksi dini iced melalui kelompok-kelompok perawatan diri
  2. Job training petugas kesehatan
  3. Workshop komunikasi perubahan perilaku melalui tokoh-tokoh potensial di desa
  4. Pemenuhan logistik obat-obatan
  5. Jaminan kesehatan untuk orang dengan atau pernah menderita kusta
  6. Pengobatan gratis di puskemas

Uh, senang sekali bisa menjadi bagian dari acara tersebut. Dengan begitu, aku bisa menjadi agen perubahan dan membantu menyebarkan informasi akurat mengenai pemahaman perihal kusta. Sehingga target eliminasi kusta pada tingkat provinsi tahun 2019 dan tingkat Kabupaten/Kota tahun 2024 bisa tercapai.
 
Selain itu, melalui tulisan ini. Aku juga berharap stigma masyarakat terhadap penderita kusta akan berubah dan tidak lagi salah kaprah.

kusta bisa disembuhkan

➤ Kesimpulan:

Baca Juga: Tahukah kamu kapan waktu berjemur yang bagus untuk kesehatan?

Kusta adalah penyakit medis yang disebabkan oleh bakteri, bukan kutukan atau hukuman dari Tuhan. Pengobatannya pun menggunakan metode MDT yang jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sampai tuntas, maka kusta bisa disembuhkan.

Penyakit kusta menular atau tidak juga bukan karena sentuhan, jabat tangan, hubungan seksual ataupun ditularkan oleh ibu kepada janin selama dalam kandungan. Melainkan melalui droplet yang dikeluarkan oleh penderita ketika sedang bersin atau batuk.

Meski hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk kusta. Namun penyakin ini bisa dicegah dengan menerapkan 3M (memeriksa mata, tangan dan kaki | melindungi mata, tangan dan kaki | merawat diri).

Jadi, yuk, sama-sama lindungi orang tersayang sejak dini. Pastikan juga kamu bukan salah satu dari kumpulan masyarakat yang memandang negatif pada penderita kusta. Sebaliknya, bantu mereka untuk mendapat akses kesehatan supaya bisa diobati dengan cepat dan tepat 🤗

Referensi:

  • https://www.kemkes.go.id/article/view/15012000003/penyakit-kusta-bisa-disembuhkan-tanpa-cacat-kuncinya-berobat-tuntas.html
  • https://hellosehat.com/penyakit-kulit/infeksi-kulit/penyebab-cacat-kusta/
  • https://perdoski.id/article/detail/1265-mitos-dan-fakta-seputar-kusta
  • https://www.alodokter.com/kusta
  • Live Youtube Ruang Publik KBR

28 comments:

  1. Edukasi seputar kusta harus terus dilakukan ya
    karena banyak banget stigma dan hal2 yg patut diluruskan terkait mitos penyakit ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener, mbak
      itu mengapa penting banget diadakan sosialisasi terkait pemahaman dan penanganan penyakit kusta ini

      Delete
  2. Wah bagus nih ada edukasi seperti ini karena kusta memang jarang yang tahu tentang penyakit ini ya... ternyata penularannya melalui bersin dan batuk gitu ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak
      sama halnya dengan TBC dan Coronavirus, cara penularan kusta juga melalui droplet oleh si penderita

      Delete
  3. Selalu saja stigma masyarakat yang membuat orang yang harusnya membutuhkan pertolongan jadi semakin terpuruk. Membaca seluk beluk kusta ini memang sedikit bikin was-was, tapi dengan pengetahuan yang sudah di share di sini semoga bisa dibaca banyak orang dan mengurangi stigma negatif yang ada selama ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar banget mbak
      karena sejatinya, semua penyakit itu memiliki efek buruk bagi tubuh maupun lingkungan

      namun jika salah kaprah, bukannya sembuh, malah makin parah

      Delete
  4. Subhanallah... dampaknya mengerikan juga ya kusta ini. Saya baru tahu kalau bisa sampai jarinya putus. Tentu kalau bisa dideteksi dini lebih baik ya, supaya dampak kerusakan fisiknya enggak sampai parah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena kusta menyerang jaringan kulit dan saraf, makanya mereka sampai nggak sadar kalau jarinya putus mbak

      jadi, yuk.
      bantu edukasi masyarakat supaya gak salah kaprah lagi sama penyakit kusta

      Delete
  5. Oh, ternyata penularannya lewat droplet juga. Saya baru tau tentang hal ini. Setuju juga kalau jangan sampai dicap negatif. Kasihan karena mereka juga ingin sembuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah, itu dia mbak
      siapa sih yang mau tubuhnya hancur dan badannya gak berdaya


      tapi karena stigma masyarakat udah embudaya, ya gini jadinya
      gagal paham

      Delete
  6. Ini pengetahuan yang penting ya, meski jujur, saya agak phobia liat gambarnya :D
    Serem juga nih penyakit ya, dengan masa inkubasi yang lama banget.

    Penularan droplet ini memang paling sering untuk banyak penyakit ya, itulah mengapa memang sebaiknya yang merasa sakit itu wajib pakai masker, biarpun udah nggak ada pandemi :)

    ReplyDelete
  7. saya baru tau kalo kusta bisa ditularkan melalui percikan ludah dan dahak

    saya pikir penularan terjadi melalui sentuhan

    dan perawatannya lama banget ya?

    Semoga semakin banyak yang paham dan waspada ya?

    ReplyDelete
  8. Cara penularannya melalui droplet, persis coronavirus ya mbak. Cepat dan mudah menular, padahal pengobatannya lama sampai 2 tahun. Kasihan sekali. Rasanya aku pernah bertemu dengan orang penderita kusta basah itu, dan dia berkeliaran di area jajan gitu. Gak pernah kulihat dia pakai masker (liatnya udah lama sebelum pandemi). Padahal bahaya juga kalau berada di keramaian bisa menularkan ke banyak orang.

    ReplyDelete
  9. Kusta itu klo di obati secara kontinyu bisa sembuh ya tapi memang penyebab Disabilitas juga semoga Indonesia bisa bebas dari Penyakit ini

    ReplyDelete
  10. Edukasi tentang kusta memang perlu di gaungkan ya kak, soalnya selama ini masyarakat sering menganggap kusta suatu hal yang buruk. Padahal kalp diobati dengan benar bakal bisa sembuh

    ReplyDelete
  11. Ternyata bisa menular ya penyakit kusta ini dan memang penyakit medis ya. Selama in kadang banyak juga yang berfikir ini kutukan gitu. Memang perlu deh ini dilakukan edukasi agar masyarakatnya juga semakin aware tuh.

    ReplyDelete
  12. Duh sedihnya saya melihat penderita kusta itu dikucilkan ya mbak. Masyarakat itu masih rendah ya dalam menerima pemahaman dari para ahli bahwa kusta bisa disembuhkan

    ReplyDelete
  13. Awalnya juga Aku gàk Tau mba klo kusta itu bisa diobati kupikir cacat permanent ternyata bisa .. suka sedih klo Ada stigma orng kena kusta mesti dijauhi kasihan...

    ReplyDelete
  14. Sudah saatnya Kita tidak melakukan diskriminasi pada penderita kusta ya mbak. Terlebih kalau penderitanya itu keluarga dekat Kita ya. Asli sedih banget Ketika Ada yang mengganggap seolah-olah itu penyakit hukuman

    ReplyDelete
  15. Sensitif juga ya cara penularannya, kita bahkan gak tau kapan droplet tersebut terpercik ke kita. Semoga kita dijauhkan dari segala penyakit yang membahayakan

    ReplyDelete
  16. Aku sejujurnya belum pernah melihat sendiri seperti apa kusta.. tapi setelah baca artikelnya,menjaga kebersihan penting buat penyakit apapun suapaya kita tidak tertular.

    ReplyDelete
  17. Merinding saya baca artikel ini. Banyak sekali informasi yang gak saya dapatkan sebelumnya. Terutama soal/masalah penularan. Selama ini yang ada di benak saya, kusta itu gampang sekali menular, bahkan hanya lewat sentuhan biasa. Jadi selalu takut akan bertemu dengan penderita kusta.

    ReplyDelete
  18. Penderita kusta harus didukung agar semangat untuk menjalani pengobatan, sehingga risiko ketidakmampuan bisa ditangani

    ReplyDelete
  19. Wah baru tahu sedetail ini tentang penyakit kusta, ternyata tidak bisa diremehkan ya mba, semoga kita bisa mengedukasi sekitar tentang penyakit kusta ini ya.

    ReplyDelete
  20. kusta ini udah kita pelajari sejak sekolah SD kalo ga salah tapi stigmanya masih melekat jelek bnaget ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena masyarakat suka sekali hidup dalam keyakinan yang belum tentu kebenarannya mbak

      Delete
  21. Ya Allah, ternyata kusta bisa jadiin kayak gitu ya, pantesan banyak yang dikucilkan. Harus aware ini dan semangati mereka yang jadi penderitanya.

    ReplyDelete
  22. Semoga kita semua dijauhkan dari marabahaya. Ammiin.
    kusta memang tidak boleh dianggap sebelah mata, juga kita tidak boleh mendiskriminasi. Saling menjaga dengan kehati-hatian.

    ReplyDelete

Halo, terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak menyertakan link hidup, kegiatan promosi maupun spam. Hit me up on : heizyi.business@gmail.com for partnership, ask something important and urgent 😊 Then, Salam kenal semua, jangan segan meninggalkan jejak komentar ya. Enjoy your reading, guys 💙

Powered by Blogger.